Laporan Praktikum Aves


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari hari kita melihat berbakai macam binatang di sekitar kita. Hewan hewan tersebut masuk ke dalam kingdom Animelia yang di mana populasi mereka lebih banyak dibanding kita manusia. Dalam kingdom Animalia kita melihat ada yang tidak bertulang belakang dan ada yang memiliki tulang belakang. Ada yang saat dikonsumsi tak memiliki tulang dan adapula memiliki tulang. Jika diperhatikan dari segi jenis struktur tulang belakang, hewan tersebut dibagi menjadi dua yaitu Vertebrata dan Invertebrata. Vertebrata merupakan hewan bertulang belakang, sedangkan Invertebrata merupakan hewan yang tak bertulang belakang.
Contohnya saat kita makan udang dia berstuktur kenyal dan tak bertulang, saat kita memakan aves (contoh ayam) mereka memiliki struktur tulang yang lengkap. Jika di bagi maka udang termasuk ke dalam Invertebrata dan ayam masuk ke dalam Vertebrata. Vertebrata dibagi menjadi 5 kelas yaitu Pisces, Amphibi, Reptil, Aves, dan Mammalia.
Pada praktikum kali ini kita membahas mengenai salah satu dari lima filum Vertebrata yaitu Aves yang di mana merupakan kelas Vertebrata yang seluruh tubuhnya ditutupi bulu yang dianggap sebagai modifikasi sisik epidermis dan fungsinya sebagai isolator yang di mana memiliki mulut yang dikenal sebagai paruh yang keras yang terbuat dari zat tanduk. Salah satu contoh dari kelas ini yaitu merpati (Columba livia), di mana kita akan menggunakannya sebagai objek pengamatan. Demi memahami lebih lanjut mengenai struktur, morfologi, anatomi, dan fisiologi maka praktikum inipun dilaksanakan.


B.     Tujuan
Agar praktikan mengetahui struktur/morfologi, faal dari Merpati (Columba livia) dengan segi segi yang dipelajri; 1) pengenalan objek, 2) pengamatan ciri ciri morfologi/struktur tubuh, 3) pola kehidupan, 4) penempatan objek dalam kedudukan taksonomi, 5) pola gerak.

C.    Manfaat
Dalam praktikum ini para mahasiswa diharapkan mampu mengetahui struktur/morfologi, faal dari Merpati (Columba livia) dengan segi segi yang dipelajri; 1) pengenalan objek, 2) pengamatan ciri ciri morfologi/struktur tubuh, 3) pola kehidupan, 4) penempatan objek dalam kedudukan taksonomi, 5) pola gerak.



BAB II
TINJAUN PUSTAKA

Kelas Aves adalah kelas hewan vertebrata yang berdarah panas dengan memiliki bulu dan sayap. Tulang dada tumbuh membesar dan memipih, anggota gerak belakang beradaptasi untuk berjalan, berenang dan bertengger. Mulut sudah termodifikasi menjadi paruh, punya kantong hawa, jantung terdiri dari empat ruang, rahang bawah tidak mempunyai gigi karena gigi-giginya telah menghilang yang digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk dan berkembang biak dengan bertelur. Kelas ini dimanfaatkan oleh manusia sebagai sumber makanan, hewan ternak, hobi dalam peliharaan. Dalam bidang industri bulunya dapat dimanfaatkan contohnya baju, hiasan dinding, dan lainnya. (Mukayat, 1990).
Anggota kelas aves memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap lingkungannya, sehingga hewan ini mampu bertahan dan berkembang biak pada suatu tempat. Struktur dan fisiologi burung diadaptasikan dalam berbagai cara untuk penerbangan yang efisien. Yang paling utama di antara semuanya adalah sayap. Meskipun sekarang sayap itu memungkinkan burung untuk terbang jauh mencari makanan yang cocok dan berlimpah, mungkin saja sayap itu dahulu timbul sebagai adaptasi yang membantu hewan ini lolos dari pemangsanya. Adanya burung-burung yang tidak memiliki sayap yang hidup di Antartika, Selandia Baru dan daerah-daerah lain yang jarang ada pemangsanya membuktikan hal ini (Kimball, 1983).
Burung ialah hewan yang mudah ditemui diberbagai habitat. Burung memiliki daya jelajah yang luas, bahkan ada yang bisa terbang jauh melintasi lautan. Kemampuan ini mempengaruhi distribusi burung. Misalnya burung egret dapat melintasi lautan Atlantik dari Afrika hingga ke Amerika Selatan, sementara untuk burung yang tidak dapat terbang jauh maka lautan akan menjadi barrier yang efektif sehingga penyebrannya diskontinyu. Burung kurang endemic dibandingkan mammalia. daerah pembiakan burung juga penting dalam distribusi geografis karena posisi burung yang tidak statis da nada juga burung yang bermigrasi pada musim musim tertentu (Arif dkk, 2016).
Struktur dan fisiologi burung diadaptasikan dalam berbagai cara untuk penerbangan efisien. Yang paling utama dari semua ini tentu saja adalah sayap. Meskipun sekarang sayap itu bisa memungkinkan burung untuk terbang jarak jauh untuk mencari makanan yang cocok dan berlimpah. Mungkin saja sayap itu dahulu timbul sebagai adaptasi yang membantu mereka meloloskan diri dari pemangsanya (Kimball, 1999).
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya (Jasin, 1992).
Burung pada umumnya mempunyai kulit yang tipis, mengandung keratin sedikit sekali. Hubungan dengan jaringan yang ada disebelahnya tidak erat. Struktur tambahan dari kulit ialah bulu mengalami penandukan kuat sekali. Bagian bawah kaki dan jari, ditutupi oleh sisik tanduk yang terdapat pada Archosauria dan ini mengelupas. Paruh juga mengalami penandukan (Djuhanda, 1983).
Burung merupakan komponen ekosistem yang memiliki peranan penting dalam mendukung berlangsungnya suatu siklus kehidupan organisme. Keadaan ini dapat dilihat dari rantai makanan dan jaring-jaring kehidupan yang membentuk sistem kehidupannya dengan komponen ekosistem lainnya seperti tumbuhan dan serangga. Manfaat burung antara lain adalah peran ekologisnya yang secara jelas dapat dilihat dan dirasakan langsung. Peran tersebut adalah seperti membantu penyerbukan bunga (burung sesap madu), pemakan hama (burung pemakan serangga atau tikus) dan penyangga ekosistem (terutama jenis burung pemangsa). Fungsi utama burung disuatu lingkungan adalah pengontrol serangga sebagai hama. Burung juga memiliki nilai ekonomis tinggi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan (daging, telur, sarang), diperdagangkan dan dipelihara oleh masyarakat, bulu burung yang indah banyak dimanfaatkan oleh perancang model untuk desain pakaian atau aksesori lainnya (Jurati, 2010). 
  

BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum yaitu;
Waktu       : Sabtu/6 Mei 2017
Pukul         : 16.00 – 17.30 WITA
Tempat      :Laboratorium Biologi Lantai III Universitas Muhammadiyah Makassar Jurusan Pendidikan Biologi

B.     Alat dan Bahan.
a.       Alat:
Papan Bedah
Alat Bedah
b.      Bahan:
1.      Merpati (Columba livia)

C.    Prosedur Kerja
1.      Mengamati struktur luar/morfologi dari merpati.
2.      Menyembelih merpati dan membersihkan darahnya di keran air.
3.      Meletakkan merpati di atas papan bedah dengan bagian ventral tubuhnya emenghadap ke atas.
4.      Membedah merpati dengan menyayat secara vertical dengan pisau bedah dari arah anterior ke prosterior.
5.      Menggambar dan memberikan keterangan tentang pada organ merpati yang telah di amati.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Praktikum
Anatomi Columba livia
Keterangan

1.      Crop
2.      Heart
3.      Proventriculur (dorsal to lever)
4.      Liver (left olobe)
5.      Gizzard
6.      Small intestine
7.      Oviduct
8.      Cloaca
9.      Coeca
10.  Pancreas
Morfologi Columba livia
Keterangan

1.      Paruh
2.      Lubang hidung
3.      Mata
4.      Penutup telinga
5.      Leher
6.      Dordal dengan bulu
7.      Sayap dnegan bulu
8.      Bulu sayap sekunder
9.      Bulu sayap primer
10.  Ekor

B.     Pembahasan
1.      Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Class                : Aves
Ordo                : Columbiformes
Family             : Columbidae
Genus              : Columba
Species            : Columba livia (Jasin, 1989).
2.      Morfologi
Tubuhnya ditutupi oleh bulu dan memiliki leher yang panjang, Tubuh burung merpati (Columba domestica) terbagi atas caput, cervix, truncus dan cauda. Caputnya relative kecil, terdapat paruh yang dibentuk oleh maksilla dan mandibula, nares terletak pada bagian lateral paruh bagian atas. Selain itu. Anggota badan (extrimitas) yang seluruhnya tertutup bulu kecuali pada paruh dan kakinya. Kakinya  dapat digunakan untuk berjalan, bertengger maupun berenang (dengan selaput interdigital), tidak bergigi dan mempunyai paruh yang berbeda-beda sesuai jenis makanannya (Jasin, 1989).
3.      Anatomi
a.       System pencernaan
        Sistem pencernaan pada burung merpati (Columba domestica) terdiri dari mulut, oesophagus, lambung, usus halus, usus besar dan berakhir di cloaca. Kelenjar pencernaan burung merpati diantaranya adalah pancreas dan hati. Burung merpati tidak memiliki vesica felea, karena burung merpati merupakan hewan pemakan biji-bijian yang tidak mengandung banyak lemak sehingga tidak memiliki vesica felea yang berfungsi untuk mengemulsi lemak. Organ-organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan pada burung terdiri dari paruh dan merupakan modifikasi dari gigi, rongga mulut, pharink yang berupa saluran pendek, oesophagus yang dibagian tengahnya pada pangkal leher melebar menjadi tembolok yang merupakan tempat penyimpanan sementara lalu menuju lambung. Lambung terbagi menjadi dua, lambung kelenjar dan lambung otot. Pencernaan berlanjut ke usus halus yang terdiri dari duodenum, jejunum, ileum lalu menuju usus besar dan bermuara pada kloaka. Duodenum berbentuk seperti huruf U dan dibagian proksimal dan distalnya terdapat pancreas, ductus sisticus bermuara ke duodenum bagian distal yang membawa empedu dari hati langsung ke sistem saluran pencernaan. Jejunum dan ileum yaitu usus halus sesudah duodenum, usus bagian-bagiannya tidak nyata, rectum adalah usus kasar yang bermuara di cloaca (Jasin, 1989).
b.      System ekskresi
Ginjal merupakan salah satu alat ekskresi pada burung merpati. Ginjal terletak di sebelah dorsal. Ginjal pada semua vertebrata terdiri atas unit-unit yang disebut tubulus ginjal atau nefron yang ujungnya buntu dan menerima filtrat dari darah (Villee et al.,1988). Saluran keluar pada merpati mengarah ke posterior yaitu ureter yang bermuara ke vesica urinaria. Langkah pertama dalam pembentukan urin adalah penyaringan atau filtrasi. Sisa-sisa dan materi lain dibawa ke aliran darah oleh arteria renalis dan arteriola ke glomerulus. Langkah kedua yaitu penghisapan differensial oleh sel-sel tubulus convoluted proximal dan loop of handle serta tubulus convoluted distalis (Jasin, 1989).
c.       Sistem sirkulasi
Sistem sirkulasi pada burung merupakan sistem peredaran tertutup. Darah yang dipompa oleh jantung dialirkan ke seluruh tubuh dan kembali ke jantung melalui pembuluh darah. Jantung merpati terdiri dari 4 ruangan yaitu 2 atrium dan 2 ventrikel. Jantung terrsebut mempunyai warna merah hati pekat.
4.      Habitat
Merpati dapat hidup menempati berbagai habitat terbuka dan smei terbuka, seperti daerah perkotaan, pertanian, tanah terbuka berumput, dan hutam terbuka.

BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pada praktikum ini dapat ditarik kesimpulan bahwa morfologi dari merpati yaitu Tubuhnya ditutupi oleh bulu dan memiliki leher yang panjang, Tubuh burung merpati (Columba domestica) terbagi atas caput, cervix, truncus dan cauda. Caputnya relative kecil, terdapat paruh yang dibentuk oleh maksilla dan mandibula, nares terletak pada bagian lateral paruh bagian atas. Selain itu. Anggota badan (extrimitas) yang seluruhnya tertutup bulu kecuali pada paruh dan kakinya. Kakinya  dapat digunakan untuk berjalan, bertengger maupun berenang (dengan selaput interdigital), tidak bergigi dan mempunyai paruh yang berbeda-beda sesuai jenis makanannya.
Merpati dapat hidup menempati berbagai habitat terbuka dan smei terbuka, seperti daerah perkotaan, pertanian, tanah terbuka berumput, dan hutam terbuka.

B.     Saran
Hendaknya membersihkan terlebih dahulu bulu yang ada dibagian ventral tubuh merpati agar praktikan dapat mengamati dan mengidentifikasi dengan mudah.








DAFTAR PUSTAKA

Arif, Aulia Rahman dkk. 2016. Diversitas Aves Diurnal di Agroforetsy, Hutan Sekunder, dan Pemukiman Masyarakat Sekitar Rowo Bayu, Kecamatan Songgono, Banyuwangi. Jurnal Biotropika. Vol. 4 (2) : 50-56.

Djuhanda, T. 1983. Analisa Struktur Vertebrata Jilid I. Armico. Bandung.
Jasin, M. 1992.  Zoologi Vertebrata Untuk Perguruan Tinggi. Sinat Jaya : Surabaya
Jurati, dkk. 2010. Jenis Jenis Burung Aves di Persawahan Desa Pasir Baru Kabupaten Pokan Hulu Riau. Jurnal Biologi Universitas Andalah, Vol. 1 (2) : 116-122.

Kimball, J.W. 1983. Biologi Jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Mukayat, D. 1990. Zoologi Vertebrata. Jakarta. Erlangga.



Komentar

Postingan Populer